Kamis, 12 September 2013

Analisis Pasar Jamur

Prospek Pasar Budidaya Jamur Budidaya jamur tiram di Kabupaten Jember, Bonwosao, Situbondo, Banyuwangi dan Lumajang telah memiliki pasar yang jelas.
Hampir semua petani jamur tiram memiliki hubungan dengan pedagang yang siap menerima hasil produksi jamur tiram dari petani dengan harga yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan tanaman sayuran lainnya. Hal ini diperkuat dengan beberapa Alasan sebagai berikut:
  • Permintaan jamur tiram di daerah Jember dan sekitarnya mencapai 7 - 10 ton /hari. Adapun produksi jamur tiram baru mencapai 2,5 - 3 ton /hari. Ini berarti terdapat gap sebesar 4 - 7 ton /hari, yang sedikitnya dapat diisi dalam rencana budidaya jamur tiram ini.
  • Masyarakat semakin sadar pentingnya mengkonsumsi jamur untuk tujuan kesehatan.
  • Jamur saat ini dikonsumsi sebagai pengganti daging selain dari beralihnya pola makan masyarakat kepada bahan pangan organik.
Kebutuhan dan Kecenderungan Pasar Target market usaha ini adalah konsumen jamur dari house need sehingga kebutuhan akan jamur tiram masih tergolong tinggi dan pemenuhannya masih terbatas pada pasar tradisional pada umumnya dan beberapa retail pada beberapa kota besar.
Sementara itu kecenderungan pasar akan jamur tiram masih tergolongkan pada secondary goods, namun permintaan pasar masih tinggi.
Sebaliknya pada segmen hotel dan restoran yang kebutuhan akan jamur tiramnya cukup tinggi suppliers jamur tiram minim dan masih sangat dibutuhkan.
Kecenderungan dari hotel dan restoran yang paling penting untuk disikapi adalah pelayanan akan faktor satisfaction penyediaan barang, mulai dari ketepatan waktu, jenis pambayaran, layanan purna jual, dan yang paling utama penurunan harga jual.
Proyeksi Pengembangan Usaha Usaha ini diorientasikan sebagai usaha kecil menurut banyak pakar ekonomi, namun usahatersebut dipandang sebagai tulang punggung dalam salah satu pemulihan ekonomi Indonesia.
Untuk itu pengembangan budidaya jamur ini akan dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
  • tahap industri kecil awal,
  • tahap industri kecil lanjut,
  • dan tahap industri menengah.
Penjelasan mengenai ketiga tahap industri tersebut adalah sebagai berikut :
  • Tahap Industri Kecil Awal
    Tahap ini merupakan langkah awal menuju terbentuknya industri padat karya yang kuat dan kokoh
    Menerapkan standar produksi yang tepat untuk mengoptimalkan hasil budidaya jamur.
    Penyempurnaan sistem produksi, keuangan dan distribusi.
    Penambahan tenaga kerja.
    Pencarian investor Tahap industri kecil awal ini merupakan jembatan menuju berdirinya industri kecil yang kokoh. Investasi yang dibutuhkan untuk tahap industri kecil awal diperkirakan berkisar antara 30 hingga 100 juta rupiah.
  • Tahap Industri Kecil Lanjut
    Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap industri kecil awal.
    Setelah kebutuhan dana mencukupi, dan seluruh kekurangan telah dapat diatasi, maka dimulailah industri kecil lanjut yang ditargetkan untuk memiliki perijinan dan pembentukan badan usaha.
    Industri ini diharapkan mampu menyerap banyak tenaga kerja, mulai dari pekerja kasar di bagian produksi hingga profesional di bidang pemasaran, R dan D dan administrasi.
    Tahap industri kecil lanjut ini merupakan jembatan menuju berdirinya industri menengah nasional yang produksinya diperkirakan mencapai sedikitnya 100.000 baglog produksi per musim.
    Tahap industri kecil lanjut itu sendiri diharapkan mampu memproduksi hingga 9 ton per bulan.
    Investasi yang dibutuhkan untuk tahap industri kecil lanjut ini diperkirakan diperkirakan berkisar antara 150 hingga 200 juta rupiah.
  • Tahap Industri Menengah
    Nasional Secara umum, tahap industri menengah adalah perluasan dari industri kecil, mulai dari sistem, kapasitas produksi hingga ekspansi distribusinya.
    Tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan ekspor.
    Tahap ini diharapkan mampu menyerap sedikitnya 50 tenaga kerja.
    Investasi yang diperlukan masih dalam analisis.